Thursday 12 February 2015

Pengadukan Kompos Daun

Buat saya, proses pengadukan sampah daun ini menyenangkan. Hanya kurang lebih 30 menit, kita bisa mengamati perubahan yang terjadi pada sampah daun. Dari minggu pertama sampai minggu ke 8, tekstur daun akan semakin kecil dan kemudian sempurna menjadi kompos.

Kerja mikroba di dalamnya membuat suhunya hangat panas. Jadi ketika dibongkar, coba genggam kompos daunnya. Bila panas, maka proses yang terjadi sudah ideal. Bila tidak atau kurang panas, mungkin perlu penambahan cairan EM4 dan gula merah. Tidak perlu takut kompos mengandung kuman penyakit yang bisa bikin gatal-gatal atau penyakit kulit lainnya. EM4 hanya mengandung mikroba yang sehat, bahkan untuk manusia sekalipun. EM4 lebih mirip yakult sebenarnya. Suhu sampah daun yang panas menandakan kalau kuman penyakit sudah mati. Jadi 100% aman. But you can still wear gloves, if you want to :D


MINGGU 1
Pengadukan pertama. Setelah sampah daun diperam selama seminggu dalam komposter daun,
sampah menjadi agak 'bonyok'. Suhunya panas, dan baunya tetap fresh segar. 




MINGGU 2
Semakin kering merata. Suhunya panas, terutama di bagian tengah



MINGGU 3
Kondisi sampah di minggu ke 2 dan ke 3 hampir sama.


MINGGU 4


Sebagian sampah daun yang kecil mulai kering. Yang berukuran besar masih basah/lembab

MINGGU 5


Kondisi samah daun di minggu ke 5 hampir sama dengan minggu ke 4 .



MINGGU 6

Keringnya semakin merata. Bisa dipanen dalam 3-4 minggu ke depan.
Lanjutkan proses sampai seluruhnya benar-benar menjadi kompos yang halus

MINGGU 7
Tekstur kompos semakin halus merata


MINGGU 10: waktunya panen....te te reeettt....*simbol terompetnya mana*

Bila tidak ada saringan pasir, bisa langsung dipakai untuk campuran media tanam

Manfaat penyaringan adalah untuk memisahkan bagian yang belum atau tidak bisa jadi kompos. Misalnya karet atau plastik. Atau batang yang masih keras. Sisa kompos yang kasar atau tidak lolos saringan bisa dimasukkan lagi ke komposter daun untuk diproses selanjutnya. Batang yang agak keras mungkin perlu lebih lama diperam sampai akhirnya bisa jadi kompos.

Saringan pasir bisa pinjam ke tukang yang mungkin sedang kerja di kompleks rumah :D


Hasilnya...Alhamdulillah banyak banget. Kualitasnya cakep luar biasa. Bikin tanaman tambah subur pasti.
Berkah bisa bagi-bagi tetangga. Bisa tabur-tabur ke semua pot :)
Hasilnya sangat banyak. Kualitas TOP

Si daun motif kotak-kotak. Favorit sayaa...


Di permukaan media aglonema, tambahkan kompos takakura sebagai vitamin



Di minggu ke 4 atau ke 5, sampah daun (baru) sudah mulai dikoleksi :p. Padahal panen masih 1 bulan lagi.

Hasil kerjasama sama tukang sapu kompleks. Gak pernah kekurangan stok sampah daun.
Malah terlalu banyak. Mudah-mudahan ada lagi yang mau ngompos daun,
 jadi sampah daun gak terbuang percuma ke TPA. 
Ini 2 dari puluhan ibu sapu yang ada di kompleks kami. Mereka sudah puluhan tahun kerja,
 dan setiap harinya sampah daun langsung dibuang ke TPA(Tempat Pembuangan Akhir).

Sampah daun dikumpulkan di satu titik, kemudian masuk tong smpah besar.
Lalu diangkut oleh mobil sampah ke TPA



Kompleks green andara memang pohonnya besar-besar. Dan cukup banyak. Jadi ibu sapunya saja mungkin ada 30-40 orang. Kebayang kan sampah daunnya sebanyak apa setiap hari.

Tentang kompleks green Andara pernah bisa dibaca di sini.

Pamit dulu yaa... 



Friday 2 January 2015

Proses Pengomposan Sampah Daun

Setelah kita siapkan komposter daunnya (baca di sini), lalu kita siapkan beberapa 'bahan baku' lainnya.
1. Daun coklat.
    Kumpulkan sampah daun dalam jumlah banyak, kurang lebih bisa memenuhi komposter daun yang sudah     kita siapkan.
Daun segar dalam 3-4 hari akan mengering dan coklat.



2. Daun hijau/segar.
    Kumpulkan sampah hijau atau daun segar dalam jumlah banyak.
Daun segar sangat penting dalam proses pengomposan sampah daun.
Semakin bervariasi ukurannya, semakin baik. 


3. Air gula merah. Rebus kurang lebih 250 gr gula merah dan 500 cc air sampai larut. Bila sudah dingin masukkan ke botol air mineral.

4. Cairan EM4. Yaitu cairan mikroorganisme yang bisa dibeli di toko pupuk/tanaman di pinggir jalan. Ada juga merek-merek lain yang isinya sama dengan EM4. 

EM4 adalah salah atu merek mikroorganisme aktif.
Banyak merek lain yang bisa dipilih. Kita bahkan bisa membuat sendiri dengan bahan baku yang mudah,murah.
Monggo di cek di google atau youtube. 



5. Ember atau wadah penyiram air.

siraman

Caranya: 
1. Campur daun coklat dan daun hijau, ratakan sebisanya. Kemudian siram dengan air sampai cukup rata. Jangan sampai air tergenang.


2. Isi ember atau wadah penyiram air dengan air kurang lebih 4 liter. Masukkan air gula merah kurang lebih 1 cangkir kecil dan cairan EM4 kurang lebih 1 cangkir kecil. Aduk rata.

3. Tuangkan cairan gula merah dan EM4 ini perlahan-lahan ke campuran daun. Supaya merata, aduk-aduk daun sambil disiram. Balik daun bagian bawah ke atas supaya terkena cairan.



4. Masukkan daun yg sudah mengandung cairan EM4 ini ke dalam komposter.

5. Tutup komposter. Letakkan di tempat yang kering dan adem. Jangan kena hujan. Diamkan selama seminggu sebelum pengadukan pertama. 


6. Selanjutnya pengadukan sampah daun akan dilakukan setiap minggu selama 7-8 minggu, atau 7-8 kali pengadukan. Setiap minggunya bisa diamati perubahan sampah daun menjadi semakin halus dan akhirnya menjadi kompos. 

Tentang pengadukan sampah daun mingguan ada di artikel selanjutnya. Ditulis begitu ada waktu luang insya Allah. Semoga manfaat. Terimakasih sudah baca :)

Komposter Daun

Sampah daun dari halaman atau kebun kita termasuk sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos. Tapi yang terjadi selama bertahun tahun adalah, kita membuang sampah daun itu, untuk kemudian diangkut oleh petugas kebersihan. Dan berakhir di TPA (tempat pembuangan akhir). Sampah daun tersebut bercampur-campur dengan sampah lainnya: plastik, sisa makanan, kertas, bekas popok atau pembalut. Semuanya jadi sama saja, berbahaya dan mengandung kuman penyakit. Nyaris tidak bisa dimanfaatkan lagi. Sayang ya?


Kumpulkan daun dalam pot besar terbuka. Hindari dari air hujan.
Maka proses penguraian daun menjadi kompos akan terjadi, salama kurang lebih 1 tahun.
Selain waktunya yang lama, proses 'dingin' ini juga sering menghasilkan belatung 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...